Tuesday 12 June 2018

Pendekatan dan Strategi Dasar Bimbingan Konseling

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Layanan bimbingan dan konseling sangat penting dalam aktivitas bimbingan di sekolah. Pelaksanaan bimingan dan konseling ini bukan hanya sekedar mata pelajaran, namun juga pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling secara nyata terhadap siswa yang bermaslaha ataupun tidak.  Pola pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah ini memliki langkah-langkah dalam melaksanakan bimbingan dan konseling. Karena jika seorang konselor baik guru kelas mauppun guru khusus bimbingan dan konseling akan memerikan suatu bimbingan maka, haruslah sesuai prosedur yang sudah ada. Jika tidak maka hal yang tidak diinginkanpun bisa saja terjadi. Bukannya masalah terselesaikan namun, malah menambah masalah baru. Hal ini tentunya akan semakin mempersulit klien yaitu siswa. Dengan adanya pola pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah  ini maka diharapkan agar siswa dapat mengembangkan dirinya secara optimal dan memberikan bimbingan kearah yang lebih baik serta tidak secara sembarangan.
Matakuliah ini dimaksudkan membekali mahasiswa sebagai calon guru sekolah dasar untuk mampu menyelenggarakan pembelajaran yang membimbing dan memberikan pelayanan dasar-dasar bimbingan sesuai dengan kewenanganya. Sehingga untuk menunjang pembekalan untuk mahasiswa itu beberapa pembahasan dilakukan tentang  pendekatan atau strategi dasar dan pola umum 17.





B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah pendekatan atau strategi strategi dasar dalam pola bimbingan dan konseling di sekolah?
2.      Bagaimanakah kondisi dari pelaksanaan pola umun 17 yang dilaksanakan di linhkunngan SLTP dan SLTA?
3.      Apa sajakah pengetahuan wawasan bimbingan dan konseling yang harus dimiliki oles seorang konselor?
4.      Bidang bimbingan apa sajakah yang ditangani dalam pelayanan bimbingan dan konseling?
5.      Apa sajakah yang merupakan layanan bimbingan dan konseling?
6.      Apakah yang merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling?

C.    TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan masalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui pendekatan atau strategi  dasar dalam pola bimbingan dan konseling di sekolah.
2.      Mengetahui kondisi dari pelaksanaan pola umun 17 yang dilaksanakan di linhkunngan SLTP dan SLTA.
3.      Mengetahui pengetahuan wawasan bimbingan dan konseling yang harus dimiliki oles seorang konselor.
4.      Mengetahui bidang bimbingan yang ditangani dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
5.      Mengetahui apa saja yang merupakan layanan bimbingan dan konseling.
6.      Mengetahui yang merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.


7.       
BAB II
PEMBAHASAN

C. PENDEKATAN ATAU STRATEGI DASAR
Tujuh pendekatan menurut Robert H. Mathewson (1962):
1.      Edukatif versus directif: yaitu satu sisi pelayanan bimbingan dipandang sebagai pengalaman belajar bagi siswa yang belajar bagi siswa yang membantu mereka untuk menentukan sendiri pilihan-pilihannya. Disisi lain pelayanan bimbingan ditafsirkan sebagai penentuan diagnosis oleh seorang ahli disertai rekomendasi-rekomendasikepada siswa dan para guru serta orang tua.
2.      Kumulatif versus pelayanan: yaitu satu sisi pelayanan bimbingan dilihat sebagai program yang kontinyu dan bersambung-sambung. Disisi yang lain hanya dianggap pada saat tertentu.
3.      Evaluasi diri versus oleh orang lain: yaitu satu sisi pelayanan bimbingan dirancang untuk membantu siswa menemukan diri dan evaluasi diri atas prkasa sendiri. Disisi yang lain banyak memberikan tanggapan, pendapat, pandangan dan saran karena siswa dianggap membutuhkan hal itu.
4.      Kebutuhan individu versus kebutuhan lingkungan: yaitu disisi satu pelayanan bimbingan menekankan supaya kebutuhan-kebutuhan masing-masing siswa dipenuhi. Di ujung yang lain difokuskan pada kebutuhan lingkungan masyarakat atau lingkungan sekolah sendiri.
5.      Penilaian subyektif versus penilaian obyektif: yaitu disisi satu pelayanan bimbingan diarahkan ke penghayatan dan penafsiran siswa sendiri terhadap terhadap dirinya sendiri serta lingkungan hidupnya, disisi yanng lain menitik beratkan pengumpilan data siswa dari sumber diluar siswa sendiri.
6.      Komprehensif versus berfokus pada satu aspek atau satu bidang saja: yaitu disatu sisi  pelayanan bimbingan diprogramkan sedimikian rupa sehingga semua tantangan dan permasalahan diberbagai bidang kehidupan siswa tercakup didalamnya. Di sisi yang lain dipusatkan pada aspek-aspek perkembangan atau bidang permasalahan tertentu.
7.      Koordinatif versus spesialistik: yaitu disatu sisi ditangani oleh sejumlah tenaga melakukan kerjasama secara koordinatif dalam memberikan bantuan dan berkedudukan sama dan harus bekerjasama erat dalam mendiskripsi ciri-ciri suatu program bimbingan yang dilaksanakan pada institusi pendidikan, di sisi yang lain ditangani secara psesifik berdasarkan keahlian.

No comments:

Post a Comment