Wednesday 6 February 2013

Hakikat Pendidikan Jasmani

Dalam kegiatan belajar subunit 1 ini Anda diajak mengkaji tentang hakikat pendidikan jasmani. Kemampuan yang diharapkan dapat Anda kuasai setelah mempelajari teori ini adalah, Anda akan dapat menjelaskan tentang:

a. konsep pendidikan jasmani di SD.
b. nilai-nilai sosial pendidikan jasmani.
c. filsafat pendidikan jasmani.
 

A. Konsep pendidikan jasmani di SD
Dalam berbagai literatur terdapat definisi tentang pendidikan jasmani yang bervariasi antara satu dengan yang lainnya. Setiap penulis cenderung memberikan definisi pendidikan jasmani menurut pendapatnya masing-masing sesuai dengan pandangan filosofinya. Walaupun formulasi definisi pendidikan jasmani berbeda-beda namun pada umumnya mengandung pengertian yang sama yakni bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui gerak jasmani.
Untuk memberikan gambaran dan pengertian tentang pendidikan jasmani, diberikan beberapa pengertian/definisi dari beberapa ahli dan juga dari sumber lain, yang nantinya akan memberikan kejelasan bagi Anda. Beley dan Field (dalam Suranto, dkk., 1994) mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai proses yang menguntungkan dalam penyesuaian dari belajar gerak, neuro-muscular, intelektual, sosial, kebudayaan, baik emosional dan etika sebagai akibat yang timbul sesuai pilihannya melalui aktivitas fisik yang menggunakan sebagian besar otot tubuh. Willian, Brownell dan Vernier mengindikasikan bahwa dalam pendidikan jasmani, kegiatan-kegiatan jasmani tertentu yang terpilih akan dapat membentuk sikap yang berguna bagi pelaku (dalam Aip Syarifuddin dan Muladi, 1993)
J.B. Nash mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai sebuah aspek dari proses pendidikan keseluruhan dengan menggunakan/menekankan pada aktivitas fisik yang mengembangkan fitness, fungsi organ tubuh, kontrol neuro-muscular, kekuatan intelektual, dan pengendalian emosi. (dalam Suranto, dkk., 1994).
Pendidikan jasmani yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara anak didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial. Aktifitas tersebut dipilih dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak SD. Melalui kegiatan pendidikan jasmani diharapkan anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan bugar, serta perkembangan pribadi secara harmonis (Cholik dan Lutan, 1997). Definisi pendidikan jasmani yang dikemukakan Cholik dan Lutan (1997) adalah sebagai berikut: ” ... pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila ” Oleh karena itu, menurut Lutan (2004), pendidikan jasmani pada usia SD ibarat tanah liat dan mereka siap dibentuk, karena proses tumbuh kembang kemampuan motorik anak berhubungan dengan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak. Sifat khas anak adalah haus untuk melakukan gerak, maka melalui kegiatan itu mereka akan tumbuh dan berkembang secara subur, optimal, dan wajar. Dengan demikian perkembangan kemampuan anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai aktivitas gerakan yang diterimanya dalam pelajaran pendidikan jasmani seperti pada kegiatan permainan yang dapat mereka lakukan. Wujud dari pelaksanaan pendidikan jasmani di SD bertitik tolak pada gerak dasar yang terlihat jelas dalam bentuk-bentuk aktivitas jasmaninya. Namun bukanlah semata-mata hanya berfungsi untuk merangsang dan mengembangkan bagian-bagian tubuh serta fungsinya saja, tetapi juga adalah untuk pembentukan dan pengembangan kepribadian anak secara utuh dan harmonis 

di dalam kehidupannya.
Seperti yang diungkapkan oleh Lutan (2004) bahwa sumbangan unik pendidikan jasmani adalah memperkaya rangsangan kepada anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar dan meningkatkan bakat, minat maupun kemampuan belajarnya. Selain itu, pendidikan jasmani juga merupakan landasan yang menentukan irama perkembangan dan pertumbuhan berikutnya. Oleh sebab itu, apabila pendidikan jasmani di SD dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan diarahkan, dibimbing, dan dikembangkan secara wajar, maka akan dapat menjadi bagian yang sangat penting bagi kehidupan anak dan akan sangat berarti serta bermanfaat dalam pendidikan. Dengan demikian tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan sarana yang ampuh untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan. Tidak ada mata pelajaran lainnya yang tujuannya sedemikian majemuk dan selengkap pendidikan jasmani. Tujuan yang hendak dicapai bukan saja perkembangan aspek jasmani, tetapi juga aspek lainnya seperti
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 1 - 5
mental, moral dan sosial. Sayangnya tujuan yamg ideal tersebut tidak sepenuhnya dapat tercapai karena disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya pelaksanaan pendidikan jasmani di lembaga pendidikan SD belum sepenuhnya sesuai dengan harapan.
 

B. Nilai-nilai sosial pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani dapat menumbuhkan kepuasan intelektual dan apresiasi keindahan, di samping adanya peraturan-peraturan, strategi-strategi, teknik-teknik, prinsip-prinsip kinesiologi dan peraturan-peraturan latihan yang dapat dipelajari. Pendidikan jasmani juga bertujuan untuk aspek fisik, mental, emosi, dan sosial pada setiap individu ke arah yang positif. Pendidikan jasmani juga merupakan dasar untuk olahraga. Di sini dapat dilihat komponen-komponen fisik seperti mobilitas, kekuatan, kelincahan, dan daya tahan. Hasil dari beberapa komponen fisik tersebut ditentukan, dihasilkan, dikembangkan, dan ditingkatkan melalui pendidikan jasmani.
Domain kognitif (pengetahuan), psikomotor (keterampilan fisik) dan afektif (sikap) yang diperoleh melalui pelajaran pendidikan jasmani merupakan dasar yang kelak akan dapat dialihkan ke dalam kegiatan olahraga..
Kita tidak dapat hanya memandang keadaan fisik pada saat anak melakukan gerak, melainkan terdapat berbagai aspek yang terlibat di dalamnya. Bebarapa ahli menegaskan bahwa pada saat itu anak sedang melakukan interaksi dengan dunia luarnya yakni dunia bermain dan dunia realitas yang dihadapi. Karena bermain tidak dapat dipandang hanya sebagai aspek biologis, melainkan pada saat itu sedang terjadi interaksi psikologis sosial yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
 

Bermain dan bergerak merupakan fenomena universal manusia. Dalam pertumbuhan dan perkembangan, bermain dan bergerak merupakan pemicu awal yang dapat menggerakkan keseluruhan aspek pertumbuhan dan perkembangan. Sementara itu pembelajaran pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik untuk merealisasikan programnya. Melalui pendidikan jasmani dorongan keinginan untuk bergerak misalnya melalui bermain dikemas sedemikian rupa sehingga berbagai nilai-nilai sosial dapat terinternalisasi dalam kepribadian anak. Melalui pemberian pengalaman konkrit dalam kegiatan bergerak, berbagai nilai-nilai sosial dapat diadopsi dan terinternalisasi dalam kehidupan anak.
Dewasa ini, peran pendidikan jasmani dalam menginternalisasi nilai-nilai sosial masyarakat terasa terabaikan karena hanya ditujukan pada upaya pembentukan karakter kognitif, apektif dan psikomotor yang kurang berpijak pada realitas masyarakat. Kondisi tersebut menjadi trade mark yang melekat pada konsep
1 - 6 Unit 1
substansi pendidikan di Indonesia selama bertahun-tahun. Walaupun telah dilakukan reorientasi, tampaknya upaya untuk mengembalikan peran dan fungsi pendidikan jasmani pada perubahan definisi belum pada substansi makna, peran dan fungsi. Hal-hal yang dapat memberikan pengalaman konkrit tentang berbagai makna nilai-nilai sosial, seperti nilai saling menghargai, kerjasama, berkompetisi dengan sehat, tidak kenal lelah, pantang menyerah, dan bersahabat, adalah merupakan nilai-nilai sosial yang dapat diinternalisasikan melalui program pendidikan jasmani. Apabila pendidikan jasmani diajarkan dengan baik, akan dapat memberikan sumbangan terhadap tujuan pendidikan pada umumnya, antara lain percaya terhadap diri sendiri. Seorang yang mempunyai dasar kesehatan yang baik, dan perkembangan badan yang kuat melalui pendidikan jasmani akan memiliki pandangan dan semangat hidup yang lebih besar, juga akan memiliki daya tahan dan tenaga yang cukup besar. Tenaga ini diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan kegiatan rutinnya, bagi siswa diperlukan pada waktu belajarnya. Pendidikan jasmani dapat memberikan beberapa sumbangan terhadap perkembangan ketangkasan dalam proses dasar untuk berbicara, membaca, menulis dan berhitung, dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan mengukur jarak, kecepatan dan ketepatan gerak dalam ruang, membantu siswa memperkirakan tubrukan, tekanan dan berat; dan dengan cara mengikat perhatian siswa dengan bersungguh-sungguh pada bidang olahraga. Ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa keterbatasan gerak pada masa anak-anak, mempunyai pengaruh yang merugikan kemampuan belajar berbicara, walaupun pernyataan ini belum dapat dipastikan. Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan dalam mewujudkan pengetahuan kesehatan dengan menolong siswa mengetahui batas kesanggupan dan keterbatasan dirinya dengan cara memberikan pengetahuan bagaimana ia dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan dirinya, dan dengan memberikan pengetahuan tentang beberapa kegiatan olahraga yang dapat digunakan untuk memelihara tingkat kesehatan dan kebugaran jasmaninya yang tinggi dalam kehidupannya. Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan prinsip-prinsip kebiasaan hidup sehat. Partisipasi dalam kegiatan olahraga dapat membantu siswa dalam belajar mengontrol emosinya.
Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan kepribadian ke arah yang diinginkan, melalui situasi emosi yang terjadi dan tekanan penggemar. Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan terhadap tujuan yang hubungannya dengan kemanusiaan. Pendidikan jasmani dapat bertindak sebagai media untuk mengajar rasa hormat terhadap sesama atau saling
 

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 1 - 7
menghormati sesama manusia.
Program pendidikan jasmani dapat direncanakan dan diselenggarakan, untuk dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan sikap kooperatif atau kerjasama. Sikap ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pengalaman kepada siswa, baik sebagai pemimpin maupun sebagai teman bermain. Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan budi luhur yang manifestasinya antara lain dengan memperlakukan lawan secara adil di dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Hal-hal yang menyenangkan ini, secara implisit dipelajari dan diajarkan.
Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan apresiasi dan pemeIiharaan kehidupan keluarga, dengan mengajarkan kegiatan-kegiatan rekreasi, yang di kemudian hari dapat diikuti oleh anak-anak, istri atau suami mereka. Kegiatan itu misalnya: berenang, berkemah, bermain bulutangkis, tenis dan lain-lain. Kegiatan rekreasi ini dapat memberikan suasana akrab dalam keluarga dan sangat menarik hati semua anggota keluarga.
Dalam pelajaran-pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan jasmani seperti pendidikan kesehatan, PPPK dan pendidikan keselamatan yang sering diajarkan oleh guru, maka siswa akan mendapatkan bekal yang sangat banyak untuk mengabdikan diri pada lingkungannya.
Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan sikap untuk melaksanakan demokrasi di rumah. Pendidikan jasmani mempunyai potensi untuk memberikan sumbangan terhadap perasaan keadilan sosial yang merupakan tanggung jawab kemasyarakatan. Persahabatan dengan orang-orang dari berbagai latar belakang pun akan dapat menimbulkan rasa toleransi yang baik.
Kegiatan di alam terbuka akan dapat menjadi bagian dari kurikulum pendidikan jasmani, dan dapat diarahkan untuk melestarikan alam. Pendidikan jasmani dapat membantu mencapai tujuan sebagai warga dunia melalui pelajaran tentang cita-cita Olympic Games, di mana semangat persaudaraan antar bangsa diutamakan, tanpa membedakan suku, warna kulit dan faham politik.
Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan watak untuk patuh terhadap pelaksanaan undang-undang, sebab dalam pelajaran pendidikan jasmani dan sebagai anggota tim olahraga, siswa harus patuh terhadap peraturan permainan, dan bagi atlet yang baik akan dapat mengontrol dorongan dan menundukkan keinginannya yang akan merugikan kelompoknya.
Pendidikan jasmani dapat dijadikan sebagai laboratorium untuk pengembangan kualitas demokrasi yang diinginkan bila siswa diberi banyak kesempatan untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan tentang tindakan yang
1 - 8 Unit 1
dilakukan oleh tim. Hal ini akan mempengaruhi mereka, bila mereka diberi pengalaman menjadi anggota dan pemimpin, dengan demikian mereka diajar untuk menghargai martabat dan harga diri seseorang. Apabila pendidikan jasmani diajarkan dengan baik, dapat memberikan sumbangan pada tujuan kesehatan masyarakat, dengan cara memimpin siswa melaksanakan olahraga secukupnya. Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan yang besar atau paling besar terhadap tujuan kegiatan rekreasi masyarakat, apabila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain (Lutan, 2004).
 
C. Filsafat pendidikan jasmani
Filsafat berasal dari dua suku kata yakni philos dan sophia. Philos yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebenaran atau kebajikan. Ilmu filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang fakta dan prinsip dari kenyataan dan hakikat, serta tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan dunia secara benar dan bijaksana. Filsafat adalah bidang kajian yang mencoba untuk membantu individu-individu mengevaluasi diri mereka dalam hubungan dengan dunia sepuas dan sejelas mungkin, dengan memberikan kepada mereka suatu pegangan bagaimana harus berhubungan dengan masalah hidup dan mati, benar dan salah, baik dan buruk, bebas dan terikat, indah dan jelek. Filsafat adalah merupakan pegangan hidup untuk mencari fakta-fakta yang nyata dan nilai-nilai kehidupan dengan alam dunia, dan mengevaluasi serta menginterpretasi fakta dan nilai tersebut dengan pemikiran yang jujur (Sukintaka, 1992). Secara sederhana dapat diartikan bahwa filsafat adalah cara bagaimana Anda melihat situasi dan pengalaman dalam kehidupan Anda sendiri dan cara Anda melihat orang lain dalam mengembangkan hubungan dengan mereka. Filsafat hidup Anda akan memberikan arah dalam menetapkan keputusan dan tindakan sehari-hari. Sedangkan filsafat pendidikan jasmani akan mengarahkan Anda dalam menetapkan keputusan dan tindakan yang Anda hadapi ketika terlibat dalam kegiatan pendidikan jasmani
Oleh karena itu, seseorang yang berkecimpung dalam pendidikan jasmani sangat perlu mengenali filsafat yang mendasarinya, seperti halnya bidang studi lain. Seseorang tidak akan menjadi guru, pelatih atau pembina pendidikan jasmani yang baik manakala tidak memiliki pandangan dan pengertian yang jelas tentang hakikat pendidikan jasmani itu sendiri. Oleh karena itu, seseorang yang berkecimpung dalam pendidikan jasmani perlu memahami filsafat pendidikan jasmani, sebab akan menentukan pikiran dan mengarahkan tindakannya dalam upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani. Filsafat memiliki komponen-komponen utama: metafisika.,
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 1 - 9
 
epistemologi, aksiologi, etika, logika, dan estetika. Dalam konteks pendidikan jasmani, metafisika terkait dengan pertanyaan, pengalaman apakah yang harus diberikan kepada peserta didik agar mampu menghadapi kehidupan dunia nyata? Epistemologi berkaitan dengan metode untuk mendapatkan pengetahuan dan macam pengetahuan yang dapat diperoleh; apakah peran dan pengaruh aktivitas fisik terhadap perkembangan fisik, mental, emosional, sosial, intelektual, dan spiritual peserta didik. Aksiologi mengkaji tujuan dan nilai masyarakat yang perlu dijadikan basis untuk pengembangan kurikulum di sekolah; apakah nilai-nilai tersebut telah tercakup dalam kurikulum pendidikan jasmani? Etika berkaitan dengan pertanyaan: bagaimanakah permainan dan pertandingan olahraga dapat digunakan untuk belajar perilaku yang dapat diterima? Apakah pendidikan watak dapat dimungkinkan melalui pendidikan jasmani? Logika menyediakan metode hidup dan berpikir sehat dan inteligen bagi kehidupan manusia. Pertanyaannya apakah pendidikan jasmani dapat meningkatkan daya nalar peserta didik, artinya apakah peserta didik dapat menghubungkan dari satu fakta atau ide ke fakta atau ide lain secara urut. Misalnya apakah peserta didik mampu memahami dan menjelaskan (nilai) mengapa ia bermain sepakbola. Estetika berkaitan dengan rasa keindahan; bagaimana seseorang menghargai nilai keindahan ketika melihat pesenam yang sedang melakukan rangkaian gerakan senam atau pesepakbola sedang menggiring bola.
Aspek-aspek filsafat, metafisika, epistemologi, aksiologi, etika, logika dan estetika perlu diperhatikan dalam rangka memformulasikan filsafat setiap bidang studi seperti pendidikan jasmani. Secara ringkas filsafat pendidikan jasmani mempunyai dua fungsi yaitu sintetis dan analitis. Filsafat dari fungsi sintesis berfungsi untuk menyusun hipotesis yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengenali hakikat individu dengan pengalamannya. Dari fungsi analitis filsafat dapat menentukan konsep-konsep kunci dalam bidang pendidikan jasmani dan sekaligus mempelajari metode penelitiannya.
 
Mengapa Pendidikan Jasmani perlu Landasan Filsafat? Dalam masyarakat yang selalu berubah dan berkembang pendidikan jasman harus dilandasi oleh pandangan falsafah yang tepat sehingga menunjang pengembangan konsep dasar dan profesi pendidikan jasmani.
Kebutuhan pendidikan jasmani terhadap filsafat, akan muncul bila ada pertanyaan, apakah tujuan pendidikan jasmani. Filsafat akan dapat menjawab pertanyaan ”apa" dan "mengapa", dan kedua pertanyaan itu mendahului pertanyaan “bagaimana" (Cholik dan Lutan, 1997).
Sebaliknya, bila pendidikan jasmani tidak dilandasi filsafatnya, maka kurikulum pendidikan jasmani tidak mempunyai arah, kesatuan, dan 
1 - 1 0 Unit 1
 





keseimbangan, serta persyaratan pokok programnya menjadi tidak jelas. Akan ada kesulitan untuk menjawab pertanyaan: "Apakah isi pendidikan jasmani" dan "Apakah kriteria keberhasilan programnya". Filsafat pendidikan jasmani dapat menjawab pertanyaan: Apakah arti pendidikan jasmani? Telah diketahui bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan. Dalam kenyataannya pendidikan jasmani merupakan elemen penting dari proses pendidikan dalam membentuk manusia seutuhnya. Para ahli sepaham bahwa jiwa dan badan merupakan satu kesatuan, tidak dapat dipisah-pisahkan. Dalam hal ini, pendidikan jasmani bukan hanya mendidik badan, karena yang dimaksud raga hanyalah perantara antara "kemanusiaan" kita dengan dunia luar ketika berinteraksi dengan lingkungan. Filsafat pendidikan jasmani memiliki komponen-komponen utama: metafisika, epistemologi, aksiologi, etika, logika, dan estetika (Cholik dan Lutan, 1997).
 
1. Metafisika, mengkaji kenyataan dari sesuatu yang berkaitan dengan manusia dan alam dunia. Ia berupaya menjawab pertanyaan tentang prinsip-prinsip kehidupan, seperti: Apakah arti keberadaan dan kenyataan? Mengapa dan bagaimana dunia berubah?
Pengalaman pendidikan jasmani apakah yang harus diberikan kepada anak-anak agar mampu menghadapi dunia nyata?
 
2. Epistemologi, berkaitan .dengan metode untuk mendapatkan pengetahuan dan macam pengetahuan yang dapat diperoleh. Ilmu pengetahuan yang mencakup sumber-sumber, otoritas, prinsip, keterbatasan, dan validitas pengetahuan dikaji secara komprehensif. Dalam pendidikan jasmani, epistemologi akan mencari kebenaran tentang peran aktivitas fisik dan pengaruhnya terhadap perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.
 
3. Aksiologi, berupaya menentukan untuk kegunaan apakah kebenaran dicari. Ia mempertanyakan: bagaimanakah menentukan apakah sesuatu memiliki nilai, dan kriteria
Apakah yang digunakan sebagai dasar penilaiannya? Aksiologi yang mengkaji tujuan dan nilai dari masyarakat sangat penting dalam pendidikan jasmani, karena tujuan dan nilai yang terjadi di masyarakat akan menjadi basis kurikulum yang digunakan di sekolah. Pertanyaan lebih lanjut, bagaimanakah nilai-nilai dalam masyarakat tersebut tercakup dalam program pendidikan jasmani?
 

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 1 - 11
 
4. Etika, membantu untuk mendefinisikan karakter moral dan menyediakan kode etik tingkah laku bagi seseorang. Etika mencoba menjawab pertanyaan: apakah standar tertinggi tingkah laku yang harus dicapai? Menumbuhkan budi perkerti sesuai standar tingkah laku merupakan fungsi pendidikan jasmani yang terpenting. Pertanyaan yang relevan dengan pendidikan jasmani: bagaimanakah permainan dan pertandingan olahraga dapat digunakan untuk belajar perilaku yang dapat diterima? Apakah pendidikan watak dapat dimungkinkan melalui pendidikan jasmani?
 
5. Logika, berupaya menyediakan metode hidup dan berpikir secara sehat dan inteligen bagi manusia. Logika memberikan langkah-langkah yang harus diambil, menurut ide-ide, menstrukturkan urutan supaya berpikir akurat, dan menyusun standar untuk mengukur ketepatan berpikir. Logika adalah hubungan dari satu fakta atau ide dengan lainya secara urut. Apabila siswa bertanya: mengapa saya bermain sepak bola?" guru seharusnya tidak boleh menjawab, "karena ada program di dalam kurikulum". Seyogyanya guru harus menjawab dengan jelas keuntungan dan resiko yang berkaitan dengan bermain sepak bola. Dengan demikian siswa akan mengerti benar nilai yang sebenamya dari bermain sepak bola.
 
6. Estetika, adalah pengkajian dan penentuan kriteria tentang keindahan alam dan dunia seni, termasuk tari, drama, patung, lukis, musik dan sastra. Dalam upaya menentukan hubungan yang erat antara seni dan alam, estetika mempertanyakan: apakah keindahan itu? Apresiasi estetik menunjuk pada penilaian seseorang terhadap suatu obyek melalui penginderaan. Bagaimanakah seseorang menghargai nilai keindahan ketika melihat pesenam yang sedang melakukan rangkaian gerakan senam lantai, atau pesepak-bola sedang menggiring bola.
Aspek-aspek filsafat metafisika, epistemologi, etika, logika, dan estetika perlu diperhatikan dalam rangka memformulasikan filsafat setiap bidang studi termasuk pendidikan jasmani.
Dalam kaitan ini filsafat pendidikan jasmani mempunyai dua fungsi yaitu, sintesis dan analitis. Filsafat dari fungsi sintesis, yaitu untuk menyusun hipotesis yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengenali hakikat individu dengan pengalamannya, dan filsafat dalam fungsi analitis, berfungsi untuk menentukan konsep-konsep kunci dalam bidang pendidikan jasmani, dan sekaligus
 
1 - 1 2 Unit 1
mempelajari metode penelitian dalam bidang pendidikan jasmani. Pada pokoknya ada 5 (lima) aliran filsafat yang telah berkembang dan mempengaruhi pendidikan jasmani (Cholik, dan Lutan, 1997), yaitu: idealisms, realisme, pragmatisme, naturalisme, dan eksistensialisme. Pemikiran-pemikiran filosofis tersebut memberikan gambaran bahwa beberapa di antaranya lebih tradisional dibandingkan yang lain. Kebanyakan sekolah dewasa ini cenderung menggunakan filsafat modern yang kebanyakan berdasar pada pemikiran John Dewey. Filsafat modern pendidikan jasmani dewasa ini memberikan arahan program yang menekankan pada beberapa butir berikut ini: individu sebagai manusia unik yang memiliki karakteristik dan kebutuhan yang bervariasi; nilai kemanusiaan termasuk kecintaan dan ketulusan; pengajaran berpusat pada anak; aktivitas yang bervariasi; suasana kelas yang tidak kaku; minat kebutuhan anak dan masyarakat; guru sebagai motivator dan fasilitator; pengembangan kepribadian seutuhnya (fisik, mental, sosial, dan intelektual); modifikasi pembelajaran; siswa aktif belajar; evaluasi diri dalam rangka penumbuhan disiplin diri dan tanggungjawab pribadi; kurikulum harus dan menghindari spesialisasi terlalu dini, komunikasi dan kerjasama dengan berbagai pihak (Choilk, dan Lutan,1997).

Untuk dapat mengikuti perkembangan jaman, pakar pendidikan jasmani, guru pendidikan jasmani dan lain-lain harus bersikap mandiri sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri, misalnya sebagai berikut. Pada dewasa ini apakah pendidikan jasmani dianggap bernilai tinggi oleh masyarakat? Apakah pendidikan jasmani merupakan kebutuhan yang relevan bagi remaja dan orang dewasa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, diperlukan falsafah pendidikan jasmani sebagai landasan berpikir, sebagai berikut.
Falsafah pendidikan jasmani menjelaskan manfaatnya. Filsafat adalah proses, sehingga manusia dapat mengkaji kebenaran, kenyataan, dan nilai-nilai yang dianggap benar oleh masyarakat. Berlandas pada falsafah yang dianut, guru dapat mengkaji makna, sifat-sifat, manfaat, dan nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani. Dengan berlandas falsafah, guru dan pelatih dipandu dalam

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 1 - 13
menentukan sasaran, tujuan, prinsip-prinsip, dan isi program. Selain itu, falsafah memberi makna yang logik, sehingga pendidikan jasmani dapat memberi layanan pendidikan yang bermanfaat bagi masyarakat dalam rangka mengembangkan sumber daya manusia.
Falsafah pendidikan jasmani berpengaruh terhadap pengembangan pelaksanaan pendidikan. Seandainya, layanan pendidikan berlandas pada intuisi atau tingkat emosi dan khayalan, tentunya manfaat pelaksanaannya juga kurang tepat. Namun, dengan berlandas pada pandangan falsafah yang mantap, pelaksanaan layanan pendidikan akan lebih efektif. Layanan pendidikan akan terbukti kebenarannya, apabila para guru dan pelatih mengembangkan falsafah pendidikan jasmani dengan sikap rasional, logik, dan sistematik, serta peduli terhadap pengembangan sumber daya manusia.
Pentingnya falsafah pendidikan jasmani terhadap pengembangan profesionalitas pelaksana. Seorang yang menyatakan dirinya sebagai guru harus dapat mengembangkan pandangan falsafah yang dianutnya, sehingga dengan pandangan falsafah tersebut, guru memperoleh landasan berpikir untuk mengembangkan profesinya. Dengan memahami makna, manfaat, dan tujuan pendidikan jasmani, guru termotivasi untuk mencapai tingkat profesionalitas yang lebih tinggi, sehingga dapat mengevaluasi program dan pelaksanaan pendidikan jasmani secara mandiri.
Falsafah pendidikan jasmani memberi bimbingan pelaksana untuk bertindak. Untuk dapai melaksanakan fungsinya sebagai guru yang arif, pandangan falsafah yang dianut akan membimbing mereka dalam bertindak. Sebelum bertindak, tentunya guru membutuhkan pengetahuan dan informasi tentang kebutuhan masyarakat, untuk merencanakan program. Sehingga, pandangan falsafah akan memandu merencanakan program. Sehingga pandangan falsafah akan memandu guru dalam mengidentifikasi kebutuhan, merumuskan rencana, melaksanakan, dan mengevaluasi tindakan.
Falsafah pendidikan jasmani akan memberi arah pengembangan profesi. Dewasa ini banyak program pendidikan jasmani yang tidak mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, pertandingan olahraga antar sekolah yang diharapkan menumbuhkan keakraban hubungan antar siswa, namun dalam pelaksanaannya justru menimbulkan perkelahian. Hal ini disebabkan karena masing-masing pihak yang terlibat tidak berlandas pada pandangan falsafah yang dapat menampung pandangan pihak lain. Kasus ini akan lebih parah, apabila guru yang menyulut timbulnya perkelahian, karena mereka hanya mendambakan kemenangan di pihaknya. Dengan
1 - 1 4 Unit 1

berlandas pada falsafah, guru terarah pada pencapaian tujuan. Pendidikan jasmani yang merefleksikan pengembangan suatu sistem dari berbagai sudut pandang pendidikan yang merupakan rangkaian logik dan unsur-unsur filsafat lainnya. Kesadaran masyarakat dalam pendidikan jasmani dipengaruhi oleh sumbangan nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah pendidikan jasmani. Guru pada dekade mendatang harus menyadari bahwa masyarakat tidak merasa puas hanya dengan nilai kebugaran jasmani atau prestasi yang dicapai. -Memperhatikan perubahan nilai, masyarakat ingin mengetahui seberapa jauh sumbangan pendidikan jasmani terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia, kinerja manusia, serta ketahanan nasional suatu bangsa. Falsafah yang dirumuskan secara proaktif dan transparan, memungkinkan bagi masyarakat menginterpretasi makna dan nilai-nilai yang dianggap penting, sehingga menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi. Falsafah pendidikan jasmani menjelaskan hubungannya dengan pendidikan secara umum. Falsafah akan membantu mengembangkan penjelasan yang rasional bahwa tujuan pendidikan jasmani menunjang tercapainya tujuan pendidikan yang menyeluruh. Secara konsep yang terkandung dalam definisinya, pendidikan jasmani merupakan bagian yang penting dan terpadu dalam pendidikan seutuhnya, dengan penekanan: pendidikan jasmani adalah pendidikan yang memberi kesempatan bagi pebelajar untuk berlatih gerak dan belajar melalui gerak jasmani.

Latihan
Untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! Filsafat merupakan kajian ilmu yang paling luas. Dalam filsafat pendidikan jasmani digunakan beberapa pimikiran dari berbagai aliran yang ada. Sebagai bahan untuk belajar, diskkusikan dengan teman kelompok Anda (4) orang, aliran filsafat mana yang paling banyak digunakan dalam pendidikan jasmani?

Petunjuk Jawaban Latihan
Kenali dengan serius setiap aliran filsafat yang ada, usahakan mencari literatur dari buku pengantar filsafat sehingga akan membantu Anda untuk mengerti setiap ciri dari setiap aliran filsafat yang ada. Setelah mengerti jalan pikiran dari setiap aliran baru kerjakan latihan di atas

No comments:

Post a Comment