Saturday 26 January 2013

Pendidikan Karakter Pada Anak

Keterpurukan dan jatuh bangunnya suatu bangsa tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Francis Fukuyama dalam bukunya “Trust” menyatakan bahwa kekayaan alam bukanlah segalanya dalam menentukan kemajuan bangsa tetapi kualitas hubungan antar manusia yang baik, kepercayaan, tanggung jawab, bekerja keras adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) yang penting. Para manajer di Amerika Serikat seperti dituliskan George Bogs juga menyebutkan bahwa kualitas karakter seperti kejujuran, tanggung jawab, ketekunan, kerja keras, adalah hal penting yang menentukan keberhasilan seseorang saat masuk di dunia kerja, sementara kualitas intelektual seseorang hanya menyumbangkan 20 persen keberhasilan seseorang di dunia kerja (Daniel Goleman, 1990). Menurut Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index atau HDI) dilaporkan bahwa peringkat HDI Indonesia berada di bawah Vietnam pada tahun 2003, 2004 dan 2005. Hal ini merupakan suatu indikator buruknya kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi serta pelayanan sosial pada Bangsa Indonesia, bila dibandingkan dengan negara lain. Data tentang angka korupsi, kolusi dan nepotisme juga memperlihatkan bahwa angka korupsi di Indonesia adalah terburuk ke dua setelah India diantara negara di Asia. Perilaku merusak diri seperti keterlibatan pada narkoba, ketergantungan pada narkoba, minuman keras, judi dan tawuran adalah salah satu indikator lain kegagalan pembentukan karakter.

Setiap manusia pada dasarnya memiliki potensi untuk berkarakter sesuai dengan fitrah penciptaan manusia saat dilahirkan, akan tetapi dalam kehidupannya kemudian memerlukan proses panjang pembentukan karakter melalui pengasuhan dan pendidikan sejak usia dini. Oleh karena itu pendidikan karakter

Pedoman Pendidikan Karakter pada Pendidikan Anak Usia Dini 2
sebagai usaha aktif untuk membentuk kebiasaan baik, perlu ditanamkan terus sebagai sifat kebaikan anak sejak kecil. Thomas Lickona menjelaskan bahwa karakter terdiri atas 3 bagian yang saling terkait, yaitu pengetahuan tentang moral (moral knowing), perasaan tentang moral (moral feeling) dan perilaku bermoral (moral behavior). Artinya, manusia yang berkarakter adalah individu yang mengetahui tentang kebaikan (knowing the good), menginginkan dan mencintai kebaikan (loving the good), dan melakukan kebaikan (acting the good).

Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam batang tubun UUD 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dak ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara sadar bangsa Indonesia membangun pendidikan didasari pada akhlak mulia. Berdasar pada tujuan tersebut maka pendidikan dalam seluruh jalur dan jenjang seharusnya mengembangkan pembelajaran, pembiasaan dan keteladanan serta kegiatan dan budaya lembaga PAUD yang kondusif agar anak menjadi cerdas dan berkarakter mulia.

Pendidikan karakter bukan saja dapat membuat seorang anak mempunyai akhlak yang mulia, tetapi juga dapat meningkatkan keberhasilan akademiknya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kaitan erat antara keberhasilan pendidikan karakter, dengan keberhasilan akademik serta perilaku pro-sosial anak, sehingga diperlukan suasana lembaga PAUD yang menyenangkan dan kondusif untuk proses belajar-mengajar yang efektif. Selain itu, anak-anak yang berkarakter baik adalah mereka yang mempunyai kematangan emosi dan spiritual tinggi, dapat mengelola stressnya dengan lebih baik, yang akhirnya dapat meningkatkan kesehatan fisiknya.

Pembentukan karakter atau akhlak mulia dalam membangun sebuah masyarakat yang tertib, aman dan sejahtera, maka nilai-nilai karakter (akhlak mulia) menjadi fondasi penting bagi terbentuknya sebuah tatanan masyarakat yang beradab dan sejahtera. Kesadaran akan pembentukan karakter harus dimulai sejak anak usia dini, maka Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak
Pedoman Pendidikan Karakter pada Pendidikan Anak Usia Dini 3
Usia Dini menyusun Pedoman Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini ini untuk menjadi pedoman bagi para tenaga kependidikan, pendidik, dan pengasuh PAUD dalam mengalirkan pendidikan karakter di Lembaga PAUD.

No comments:

Post a Comment